Oleh : Lia Nurida
“Lakukan..!! Ayo lakukan sekarang..!!” teriakmu dalam hati pada dirimu sendiri. Matamu tak lepas dari sebuah benda yang tergeletak di atas tumpukan kardus berdebu di gudang bawah tanah rumahmu. Kombinasi detak jantung yang berdebar kencang dan keringat dingin yang membasahi pelipis membuatmu tak bisa berpikir jernih.
Sudah beberapa menit berlalu, namun pandangan matamu masih melekat pada benda itu. Berkali-kali tanganmu terulur hendak mengambil, berkali-kali pula kaumundur lagi karena ragu.
“Cepat ambil..!! Sudah lakukan saja…!!”
Sosok misterius di pikiranmu terus-menerus berseru mempengaruhimu. Dan kali ini kaumenurutinya. Dengan tangan gemetar kau mengambil benda itu. Beberapa detik kemudian kau segera melesat keluar dari gudang bawah tanah di rumahmu, menuju sebuah tempat untuk mengakhiri ketakutanmu selama ini.
*** Continue reading