Aku Bukan Pengecut

Oleh : Lia Nurida

“Lakukan..!! Ayo lakukan sekarang..!!” teriakmu dalam hati pada dirimu sendiri. Matamu tak lepas dari sebuah benda yang tergeletak di atas tumpukan kardus berdebu di gudang bawah tanah rumahmu. Kombinasi detak jantung yang berdebar kencang dan keringat dingin yang membasahi pelipis membuatmu tak bisa berpikir jernih.

Sudah beberapa menit berlalu, namun pandangan matamu masih melekat pada benda itu. Berkali-kali tanganmu terulur hendak mengambil, berkali-kali pula kaumundur lagi karena ragu.

“Cepat ambil..!! Sudah lakukan saja…!!”

Sosok misterius di pikiranmu terus-menerus berseru mempengaruhimu. Dan kali ini kaumenurutinya. Dengan tangan gemetar kau mengambil benda itu. Beberapa detik kemudian kau segera melesat keluar dari gudang bawah tanah di rumahmu, menuju sebuah tempat untuk mengakhiri ketakutanmu selama ini.

 *** Continue reading

Can We Start It All Over Again?

Hai, We…

Surat cinta di hari pertama ini, untuk kamu… yang dulu pernah jadi sahabatku…

Mungkin caraku nyampein uneg-uneg ini enggak etis karena hanya lewat tulisan seperti ini, dibandingkan dengan apa yang udah terjadi diantara kita. Tapi buat ngejangkau kamu secara langsung, mengatakan ini semua di depanmu, aku masih harus mengalahkan gengsi dalam diriku sendiri yang begitu besar. Aku menulis ini, karena aku  ingin banyak orang tahu tentang sesuatu yang selama ini aku pendam buat kamu.

The point is I Miss You, so much.. Continue reading